Kisah Masjid Al-Hikmah Sarinah yang Berdiri Sejak 1968, Dibangun Hanya Tiga Bulan

Sebuah tempat ibadah berada di dalam gang kawasan Sarinah, Jakarta Pusat.

Tempat ibadah ini juga berada di dekat area Jalan Sabang, Jakarta Pusat.

Merupakan Masjid Al-Hikmah Sarinah yang telah dibuat sejak 9 Oktober 1968 hingga 27 Desember 1968 silam.



"Pembagunannya hanya kurang lebih tiga bulan saja itu," kata Karso, seksi dakwah sekaligus humas Masjid Al-Hikmah Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Semula, Masjid ini mempunyai luas lahan 25 x 25 sentimeter.

Tetapi, kini mempunyai lahan seluas 1600 meter.

"Waktu itu dibiayai oleh PT DSI Sarinah sebesar Rp 4,5 juta ditambah dengan ex proyek vital Sarinah semacam kayu, seng, soft board, serta lain-lain," jelas Karso sambil duduk.

"Pembuatan menara masjid ini bisa sumbangan dari toko buku Sari Agung sebesar Rp 500 ribu," lanjut Karso.

Seluruh pembangunan Masjid Al-Hikmah Sarinah, kata Karso, diperbuat oleh tahap pemeliharaan PT DSI Sarinah.

"Waktu itu dipimpin sama bapak Bahtiar Mustafa dengan arsitektur saudara Mulia Karya dari Adikarya," jelas Karso.

"Kemudian, Masjid ini disahkan langsung pada hari Jumat tanggal 27 Desember 1968 oleh bapak Letjen Tirto Sudiro serta sebagai khatib Jumat, Sekjen Departemen Agama, bapak Bahrum Rangkuti," sambungnya.

Kata Karso, Masjid Al-Hikmah Sarinah ini telah mengalami berbagai kali pindah lokasi.

"Awalnya ini Masjid ada di belakang Hotel Sari Pan Pacific. Serta akhirnya pindah ke area tanah milik PT Sarinah Persero. Yang hingga kini ini ada di Parkir Selatan Sarinah, begitu," jelas Karso yang lahir sejak 1940.

"Lokasi serta anggaran pembangunan Masjid ini juga ditanggung seratus persen oleh PT Sarinah," lanjut Karso.

Selama Ramadan, Ada Agenda Buka Bersama

Karso melanjutkan, selagi bulan Ramadan ini ada agenda buka puasa bersama di Masjid Al-Hikmah Sarinah, Jakarta Pusat.

Setiap harinya, pihak Masjid berupaya untuk menyediakan kurang lebih 250 nasi kotak alias nasi bungkus.

"Tapi alhamdulillah, kadang ada sponsor dari restoran yang mau nyumbang makanan. Sehingga uang kas yang dari Masjid, tidak keluar tidak sedikit. Serta bisa dikegunaaankan untuk kebutuhan Masjid juga," jelas Karso.

Semacam kali ini, kata Karso, ada restoran yang ingin menyumbang kurang lebih 200 nasi boks.

"Kayak kali ini, kelak kami akan bisa sponsor dari Garuda, restoran Padang. Dari mereka dua ratus nasi kotak. Nah, kelak akan kami tambahin lima puluh (50) nasi boks lagi dari uang kas Masjid," lanjut Karso.

Karso melanjutkan, terkadang jumlah nasi boks tidak seimbang dengan para jemaah yang hadir guna mengikuti buka puasa bersama.

"Pada hari keempat serta kelima bulan puasa, sempat kejadian kami telah siapkan 250 nasi nih. Tapi jemaahnya lebih dari 250, kami bimbang kan. Sehingga tidak enak hati juga sama jemaah," ujar Karso.

Dia pun berharap, semoga kejadian tersebut tidak terulang lagi untuk hari-hari berikutnya.

"Semenjak kejadian itu, ya kami mengupayakan supaya jumlah nasinya pas sama jemaah. Ya minimal kalau tidak bisa nasi, kami kasih takjil," ujar Karso yang rambutnya telah memutih.

"Alhamdulillah, hingga kali ini semoga persiapan makanan buka puasa bersama ini bisa seimbang dengan jumlah jemaah," lanjutnya.

Karso meningkatkankan, para jemaah yang hadir di Masjid ini rata-rata orang dari kelas pekerja.

Mereka semua, kata Karso, menggunakan kemeja serta celana panjang yang tampak rapi.

"Tidak sedikit orang kantor yang pada ikut bukber (buka bersama). Soalnya terbukti lokasi Masjid ini kan dekat dengan perkantoran. Itu makanya, yang tidak jarang datang ya orang kantoran," jelas Karso.

Karso meningkatkankan, tidak ada syarat khusus untuk mengikuti agenda buka bersama di Masjid Al-Hikmah Sarinah.

"Ya siapa saja boleh kok datang. Kelak kalau datangnya duluan, akan bisa makanan," tutur Karso.

"Bebas siapa saja. Mau orang kantoran, pengangguran, siapa pun datang saja. Kami rutin terima," tambahnya.



Sumber:http://jakarta.tribunnews.com/2019/05/13/kisah-masjid-al-hikmah-sarinah-yang-berdiri-sejak-1968-dibangun-hanya-tiga-bulan?page=3