Sungguh miris mantan pramugari Lion Air Laura Lazarus mengaku mengalami kecelakaan pesawat setidak sedikit dua kali saat tetap bertugas.
Bukan hanya itu, Lazarus juga memberi tau rasa sedih mendalam pada Lion Air.
Begini keadaannya sekarang!
Perasaan duka mendalam juga dirasakan Laura Lazarus atas musibah jatuhnya Pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkalpinang yang mengangkat lebih dari 180 penumpang tergolong pilot, pramugari serta teknisi mengalami kecelakaan pada Senin (29/10/2018).
Bukan tanpa sebab, Laura Lazarus juga sempat mengalami faktor yang sama. Tetapi beruntung tidak hingga merenggut nyawanya.
Meski demikian, mantan pramugari Lion Air ini buka-bukaan pasca mengalami dua kali kecelakaan pesawat saat bertugas. Kecelakaan tersebut membikin berbagai tahap tubuh Laura Lazarus hancur, tergolong wajah.
Hal tersebut disampaikan Laura Lazarus saat menjadi narasumber di Indonesia Lawyer Club (ILC) Tv One, pada Selasa (30/10/2018).
Dalam agenda tersebut, Lazarus memberi tau rasa sedih mendalam pada Lion Air.
Lazarus menceritakan pengalamannya saat tetap bekerja di maskapai Lion Air. Ia mengaku mengalami kecelakaan pesawat parah di Solo pada tahun 2004.
Mirisnya, kecelakaan itu merupakan yang kedua kali dialami Laura. Yang pertama di Palembang pada Juli 2004.
Saat kecelawaan di Palembang pesawat keluar dari landasan pacu serta roda depan terbenam di lumpur. Pesawat yang sama dengan nomor seri yang sama juga yang ia tumpangi saat mengalami kecelakaan di Solo, November 2004.
Dalam kecelakaan kedua ini ia mengalami luka parah.
"Sebagian muka saya hancur serta tulang pipi saya remuk," kata Laura Lazarus.
Laura Lazarus pun wajib menjalani lebih dari 19 kali operasi untuk memulihkan keadaannya semacam semula.
"Saat itu tangan saya copot, pinggang patah, kaki patah, betis hilang setengah tahap," Laura Lazarus.
Laura Lazarus sempat dirawat di rumah sakit selagi delapan bulan pasca kecelakaan. Hingga 2017, ia tetap menjalani operasi di tahap kaki.
Laura Lazarus berbicara Lion Air hanya menanggung anggaran pengobatan di awal kecelakaan saja.
"Lion Air itu menanggung (biaya perawatan) pada awal ketika kejadian kecelakaan, delapan bulan awal dirinya (Lion Air) tanggung. Pokoknya dirinya telah lepas sejak tahun 2007, nggak ada lagi pertanggungjawaban." jelas Laura Lazarus, semacam dilansir dari tribunnews.com.
Ia mengalami kecelakaan pada usia 19 tahun. Gaji pokoknya berhenti dikirim di tahun 2006.
Tahun 2007 tidak ada berita dari pihak Lion Air.
"Tahun 2008 saya coba nyamperin tapi nggak ada berita (dari Lion Air)," kata Laura Lazarus.
Saat itu Laura Lazarus mengalami kebingungan sebagai anak muda berumur 19 tahun. Ia bertindak sebagai tulang punggung keluarga.
Sebab itulah ia mencari tutorial memperjuangkan kenasiban serta menanyakan terhadap pihak Lion Air.
Pada sebuahtitik ia merasa disedihkan.
"Pada sebuahtitik saya berpikir 'oh mungkin pertanggung jawaban mereka hingga segini'. Tapi paling tidak dapatlah memberi pengumuman alias diberi surat 'terima kasih atas apa yang telah kalian perbuat.' Tapi ya kembali lagi, mungkin mereka sibuk," ujar Laura Lazarus.
Perasaan sedih itu saat ini telah dipendam Lazarus
Kini Laura telah menjadi founder sebuah penerbitan buku bernama Growing Publishing serta ia ingin membangun Indonesia melewati pendidikan.
Ditanya apakah ia merasa sedih pada maskapai yang sempat menjadi tempatnya bekerja itu, Laura mengaku ia terbukti sempat sedih.
Tetapi, saat ini ia mengaku telah biasa saja, sebab apabila rasa sedih semakin dipendam, ia tidak bakal ada di tempatnya sekarang.
"Kalau saya simpan semakin kesedihan ini, ini malah membunuh saya," tegas Laura Lazarus.