Untuk Ayah serta Bunda, Dampak gigi yang rusak anak ibu ini wajib menderita penyakit yang hampir merenggut nasibnya, kisahnya diberikan supaya menjadi pelajaran bagi Bunda-bunda lain supaya kejadian yang sama tidak terulang.
Bunda, suatu pelajaran berharga yang bisa kami petik dari pengalaman orang lain. supaya kami sebagai orang tua rutin memberbagi yang paling baik untuk anak-anak kita.
Media sosial lagi-lagi menjadi tempat pembelajaran bagi tidak sedikit orang.
Tidak sedikit kisah-kisah yang diunggah di media sosial serta menjadi viral, faktor tersebut menjadi pelajaran tersendiri bagi warganet yang membacanya.
Semacam halnya cerita ibu berikut ini.
Gara-gara ada gigi yang rusak, gadis kecilnya wajib terpaksa dirawat serta menjalani deretan pengobatan medis.
Belajar Dari Sakit Dek Alma, Kenali Gejala Sakit Gigi Pada Anak Serta Tutorial Menanggulanginya
Dari akun Facebook Almaira Rumah Busana, seorang Ibu membeberkan kisah anaknya yang terpaksa dirawat serta menjalani serangkaian pengobatan, sebab dikarenakan gigi rusak.
Berikut cerita lengkapnya dari lamana Facebook Almaira (22/1).
"Bismillah...
Ibu2 serta teteh sedikit cerita mengenai pengalaman kami menghadapi ujian ketika teteh Alma didiagnosa terjangkit penyakit HSP (Henoch-Scholein-Purpura)
Yg pertama kali terpikir dibenak ibu2 tentu tipe penyakit apa yah? Kok tabu didengar.
Saya berbagi kronologisnya yah...
Semoga berguna untuk kami semua... aamiin
Pada awalnya cocok satu minggu sebelum masuk sekolah tahun aliran baru di TK B, tiba2 teh alma mengeluh gatal dikurang lebih punggung. Pas saya cek nyatanya tidak ada bintik merah alias bentol2 dikurang lebih yg gatal, mulus saja semacam tidak ada apa2. Hari ke hari frekuensi gatalnya terus tidak jarang, yg awalnya hanya sekali2 hari2 berikutnya terus tidak jarang mengeluh.. saya serta suami bimbang karna benar2 tidak nampak apa2 di kurang lebih yg gatalnya. Pas hari ke 5 paginya kulit kurang lebih kaki serta tangan teh alma bentol2 semacam alergi, sorenya mengeluh sakit sendi serta bentol2nya berubah menjadi ruam2 semacam darah beku. Yg membikin saya serta suami kaget pd sore itu teh alma smp tertatih2 tidak bisa berjalan utk sekedar ke kamar mandi sekalipun yg jaraknya sngt dekat dg kamar. Dari sana saya telah mulai berpikir ada yg tidak selesai dg kesehatan anak saya.
Akhirnya keesokan harinya, hari dimana sewajibnya teh Alma pertama kali masuk sekolah di TK barunya, kami membawanya ke dokter anak di Sukabumi. Awalnya kami tidak berpikir terlalu jauh ttg penyakit yg diderita teh alma terkait keluhan2nya. Tetapi seusai diperiksa oleh dokter tanpa basa busuk dokter bilang bahwa pembuluh darah teh Alma pecah, serta sangat berbahaya bagi nyawanya. Tanpa memperhatikan psikologis kami sebagai orgtua dokter tersebut trus memberi tau kemungkinan2 terkurang baik yg bakal dialami anak kami. Smp berpotensi stroke bahkan meninggal. Air mata kami tumpah, tnpa peduli dg kurang lebih. Bagaikan disambar petir, lunglai tidak bertenaga. Sementara teteh Alma yg telah mulai mengerti pembicaraan kami disela2 bertanya, "ibu teteh tentu sembuhkan??" Pertanyaan yg membikin kami getir..
Kemudian utk memastikan tipe penyakit yg dideritanya. Kami meperbuat cek darah serta mendatangi dokter lain utk mencari second opinion. Serta nyatanya menurut dokter yg selanjutnya kami datangi pembuluh darah teh Alma terbukti pecah tapi di area yg tidak begitu berbahaya. Alhamdulillah kami sedikit bernafas lega.
Hari itu akhirnya kami pulang ke Surade dg resep yg diberi dokter. Alhamdulillah seusai mengkonsumsi obat yg diberbagi dokter nyatanya tidak ada keluhan lg dr teh Alma. Tetapi selang seminggu setiba pulang sekolah nampak bintik2 merah di tangan serta kaki teh Alma. Saya gambar bintik2 merahnya serta mengirimkannya via wa ke dokter bersangkutan. Respond dokter nyatanya t alma wajib segera dibawa ke sukabumi utk dicek lbh dalam.
Sesampainya di dokter seusai cek darah lagi, dokter berkesimpulan bahwa teh Alma wajib dibawa ke RS Hasan Sadikin Bandung utk diperiksa lebih lanjut oleh dokter spesialis Hematologi anak. Sebelum benar2 ke RSHS saya serta suami berkonsultasi dg dr. Solly Ram Mozes terkait prosedur serta lain sebagainya. Alhamdulillah Allah mempertemukan kami dg sosok dokter luarbiasa. Segala prosedur yg kami tempuh tidak lepas dr bantuan beliau.
Khususnya kami disarankan utk menemui dr. Eni spesialis anak yg bertugas di Rs.Sekarwangi. Seusai diperiksa oleh dr.Eni nyatanya beliau menyarankan utk mengangkat teh Alma ke dr. Spesialis Imonologi di RSHS. Atas dukungan serta bantuan dr. Solly kami akhirnya mengangkat t alma ke RSHS bandung berbekal peta lokasi yg diberbagi dr. Eni serta saudara2 kami yg ada di Bandung A Nana Ibram serta A Karim Suhaemi yg tidak bakal sempat kami lupasegala bantuan tenaga serta pikiran beliau2 -semoga Allah melimpahkan keberkahan atas beliau2 aamiin, akhirnya kami tiba di RSHS di ruangan spesialis anak. Sambil menantikan antrian, mata saya trus berkaca2 menonton kurang lebih disuguhkan dg pemandangan anak2 yg Allah uji dg beberapa penyakit didampingi orangtua2 luar biasa yg nampak tegar.
Tetap tidak percaya berada di RS besar yg menampung pasien2 beberapa daerah dg penyakit2 yg tidak biasa. Seusai menemui dokter, sebelum didiagnosa tentu kami disuruh utk meperbuat test rogten terlebih dahulu. Kami yg pada waktu itu benar2 tidak paham ttg kurang lebih RSHS menyusuri loromg bertanya ke sana kesini mencari tmpt rogten setibanya disana kembali pengamatan kami disuguhkan dg para pasien yg tengah mnunggu giliran rogten dg beberapa penyakit tampak pada tahap fisik yg enggan utk dilihat.
Bathin ini tetap tidak percaya, berada ditempat yg tidak sempat dipikirkan untk disinggahi siapapun.
Ketika hendak dirogten teh Alma sempat menangis "ibu teteh gak bakal diapa2in kan? Berusaha tersenyum serta tegar menjawab pertanyaan2nya, padahal hati ini remuk, memikirkan kemungkinan2 kurang baik yg bakal menimpa anak kesanyangan kami..
Seusai rogten kami menuju ruang lab utk pengambilan darah, urine serta feses teh alma.
Seusai kemarin hari kami menantikan hasil lab serta rogten. Akhirnya dokter menyimpulkan bahwa teh Alma terjangkit penyakit HSP (Henoch Scholein Purpura, konon katanya tipe penyakit yg diambil dr nama penemunya) utk lebih sederhananya dikenal dg Radang pembuluh darah. Tipe penyakit yg agak langka, ditandai dg bintik merah (darah yg bocor dr pembuluh darahnya), sakit pada tahap sendi serta perut.
Serta betapa terkejutnya kami ketika dokter membahas bahwa penyebab utamanya merupakan GIGI YG RUSAK. Kami pun bertanya2 sepatal itukah kerusakan gigi menyebabkan menyakit2 lain bermunculan? Nyatanya dokter kembali membahas bahwa ketidak sedikitan penyakit2 berbahaya yg ditimbulkan dr gigi yg rusak, semacam gagal ginjal,jantung bocor tergolong HSP ini.
Karna dr itu sebelum dokter benar2 fokus mengobati penyakit HSP nya kami dirujuk kembali ke dokter gigi spesialis anak. Dokter gigi menyimpulkan ada 13 gigi teh alma yg mengalami kerusakan serta sebagian besar diantaranya wajib dibuang. Karna diperbuat manual bakal menghabiskan waktu lama serta berbulan2 sementara perjalanan surade-Bandung bukanlah perjalanan yg dekat seusai berunding dg dokter akhirnya kami sepakat utk meperbuat operasi robek mulut. Pastinya dg perbuatan operasi besar.
Seusai beberapa prosuder kami penuhi pulang pergi Surade-Sukabumi-Bandung utk melengkapi berbagau persyaratan. Dg rutin mengangkat si kecil ade fatih(karna tetap menyusui) yg dititip di rumah Wa Karim Suhaemi sepanjang pengobatan teh alma didampingi ibu mertua yg rutin ada ketika kami membutuhkan beliau-semoga kesehatan senantiasa mjd milik beliau aamiin. Kami wajib mengikuti byk prosedur. Mendatangi ruang poli spesialis gigi mulut, poli anak juga poli gigi. Hampir tiap hari pergi sebelum subuh dari Cimahi menuju RSHS setiba disana antrian telah sngt tidak sedikit. Kami tidak.tidak lebih rutin kebagian antriam diatas nomor 200.
Kami wajib menantikan hingga siang smp dipanggil mengambil surat2 yg diperlukan utk seusainya menuju ke bbrp poli. Sesampainya di poli kami wajib antri kembali. Perjuangan yg lumayan melelahkan. Tapi tidak ada apa2nya dibanding semangat kami supaya teh alma segera sembuh. Yg membikin kami takjub teh alma tidak sempat mengeluh meski wajib menantikan berjam2 hingga pemeriksaan betul2 berakhir. Bgamana tidak, start sebelum subuh kembali ke rumah ba'da isya. Terkagum2 juga menonton suami yg rutin siaga tidak sempat lelah melalui ini semua karna pikiran beliau b yg terbagi berkoordinasi supaya tugas2 kantor tetap berakhir selagi ditinggal.
Seusai hampir 2minggu bergelut dg beberapa prosedur akhirnya tiba saatnya t alma dioperasi. Waktu itu tetap ingat jadwal operasi tgl 28 oktober 2017 wajib telah masuk ruang inap tanggal 24 seblumnya. Betapa bingungnya wktu itu, membagi wktu utk menemani teh alma di rs serta ade fatih di rumah uwa nya. Alhamdulillah beberapa kemudahan Allah berbagi. Ade fatih gak rewel selagi dititip bersama ibu mertua ..
Jadwal operasi jam 11.00 nyatanya diundur hingga pukul 13.00. Akhirnya teh Alma dibawa keruang operasi mengenakan pakaian hijau khas. Air mata susah dibendung, meski saudara2 yg hadir berusaha trus menenangkan. Tidak sempat terbayangkan teh alma wajib mengalaminya.. saat2 terbaru sebelum dibawa ke ruang operasi, saya lihat matanya yg berkaca2 seakan menahan tangis.. hingga akhirnya suster membawanya menjauhi saya menuju ruang operasi. Air mata trus mengalir pengamatan telah mulai kabur dampak mata yg sembab entah brp byk air mata yg.trus berjatuhn.
Selama perbuatan operasi berjalan tidak berhenti kami berdoa utk kelancarannya...
Alhamdulillah ba'da ashar operasi berakhir dg berjlan lancar.
Akhirnnya alhamdulillah satu langkah awal telah sukses kami tempuh
Selanjutnya fokus dg pengobatan HSP nya. Nyatanya selagi pengobatan teh alma dilarang byk gerak(termsuk loncat2 serta lari) bahkan jangn smpai jatoh alias luka. Kenyataan yg lagi2 membikin kami getir, membatasi ruang gerak yg sewajibnya ia eksplore.. apalagi klo bintik merahnya tengah kambuh ia wajib bedrest. Itu artinya teh alma hrs benar2 istirahat di kamar.
Kami tidak sempat putus asa, doa serta ikhtiar merupakan senjata kami seusai itu kami hanya bisa bertawakal kpd Allah
Seusai beberapa bulan rutin kontrol, kadang dua minggu sekali kami wajib kembali ke bandung utk kontrol. Alhamdulillah kesehatan teh Alma berangsur membaik. Perkembangannya lumayan progress.
Dan Alhamdulillah smp pada akhirnya hari kamis kemarin kami kontrol , dokter menyebutkan teh Alma sembuh.
Sujud syukur tidak henti2nya kami panjatkan, air mata tersanjung atas semua ini. Perjuangan serta doa kami terjawab telah.
Gadis cantik nan shalihah kami bisa kembali menapaki nasib layaknya anak2 seusianya
Walau dokter meyarankan utk tetap mjg kehati2an. Kami saangat merasa lega atas semua ini
Trimakasih ya Robb atas kesembuhan teh Alam
trimakasih utk ummi, ibu serta bpk mertuam atas doanya juga saudara serta tmn2 yg ikut mendoakan. SEMOGA Allah membalasnya dg kebaikan yg membeludak aamiin..."
Unggahan yang diposting pada 20 Januari lalu ini menjadi viral di media sosial.
ditulis, status tersebut telah dilikes lebih dari 32 ribu serta diberikan lebih dari 42 ribu kali.
Tidak sedikit yang netizen mendoakan alma supaya cepat pulih.
Semoga pengalaman Dek Alma ini bisa menjadi pelajaran para orang tua ya.