Inilah 10 Tanda Suami Yang Tidak Menghargai Istrinya

Laki-laki serta perempuan merupakan dua makhluk beda tipe yang tidak bisa dipisahkan untuk membangun peradaban. Tanpa kerjasama yang baik di antara keduanya, tidak mungkin generasi baru bisa ada. 



Perempuan yang baik dikatakan di salah satu hadits merupakan yang shalihah, tetapi di segi lain dijelaskan pula bahwa laki-laki yang baik merupakan yang bisa memperperbuat istrinya (wanita) dengan baik.

Dari sini saja kami telah bisa memahami bahwa Allah itu Mahaadil. Laki-laki diciptakan bukan untuk menyiksa wanita atau sebaliknya. Tetapi tidak jarangkali, di dunia nyata kami jumpai laki-laki (suami) tidak bisa memperperbuat istrinya dengan baik. Apapun alasannya, faktor tersebut tidak bisa dibenarkan. Bukankah ibunya juga wanita. Apakah yang bersangkutan mau apabila ibunya atau saudara perempuannya atau anak perempuannya diperperbuat tidak manusiawi semacam dirinya memperperbuat istrinya?

Lalu, apa saja tanda-tanda suami yang tidak menghargai istri?

1. Merasa “laki-laki”

Merasa superior hanya sebab dirinya laki-laki. Padahal tidak seorang pun tahu bakal lahir sebagai laki-laki atau perempuan. Yang itu artinya, siapa pun tidak berhak merasa arogan. Semuanya sebab Allah.

2. Tidak memberi nafkah padahal mampu

“Hak-hak wanita atas kalian (para suami) ialah memberi nafkah, menyediakan sandang dengan tutorial yang baik,” (HR Abu Dawud).

“Kaum laki-laki itu merupakan pemimpin bagi kaum wanita sebab Allah melebihkan sebagian mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) serta sebab mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka,” (Annisa: 34) .

“Hendaklah orang yang sanggup memberi nafkah menurut performanya. Serta orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari apa yang telah Allah karuniakan kepadanya. Allah tidaklah memikulkan beban terhadap seseorang melainkan (sekadar) apa yang telah Allah berbagi kepadanya. Allah nanti bakal memberbagi kelapangan seusai kesempitan,” (Ath-Thalaq: 7).

Keharusan suami memberi nafkah keluarga sesuai performa merupakan harus. Apabila dalam kondisi pas-pasan saja laki-laki harus bertanggung jawab menafkahi keluarga, apalagi kalau berlebih.

Maka, suami yang tidak mau memberi nafkah padahal sanggup bukanlah suami yang menghargai istrinya lebih-lebih dirinya sendiri. Na’udzubillah.

3. Membandingkan istrinya dengan istri orang lain atau mantannya

“Lihat tuh Dek, dirinya bisa menghasilkan uang walau cuma di rumah aja,”
“Kamu kok enggak bisa seputih dia, sih,”

Bagi seorang istri yang perasaannya begitu halus kata-kata suami yang semacam itu merupakan tamparan. Istri merasa tidak dihargai padahal telah berusaha memberbagi yang paling baik. Bila pun ingin memberi masukan ke istri seharusnya tidak butuh mengangkat nama-nama pihak ketiga.

4. Rutin mengatakan, “Itu kan terbukti tugasmu!” atau enggak mau tahu

Suami serta istri merupakan tim yang solid. Harusnya saling mengisi serta memahami, serta bukan bersikap bodo amat “pokoknya aku udah ngerjain tugasku, udah titik!”

5. Tidak menjaga diri serta hati

Gambar-gambar selfie berdua begitu bersahabat dengan wanita lain, balas-balasan pesan dengan memakai kata-kata mesra, bahkan hingga jalan bareng berdua dengan lawan tipe padahal enggak ada urusan apa-apa. Berbagai faktor tersebut merupakan contoh suami yang tidak bisa menjaga diri serta hati, tidak menghargai istri.

Padahal, selain istri saja yang harusnya dituntut untuk menjaga diri, tapi juga suami.

6. Galak dengan istri, baik serta perhatian dengan orang asing

Padahal logikanya kalau dengan orang lain saja harus baik, apalagi dengan istri. Ya, kan?

7. Mengungkit-ungkit pemberiannya pada istri

“Kalau bukan sebab aku …”
“Coba kalau enggak nikah sama aku …”

Padahal keberhasilan suami juga tidak terlepas dari doa istri. Pepatah mengatakan “behind a great man, there is a great woman,”

Dan lagi, semua hanya titipan. Kenapa arogan hanya sebab diberi peluang lebih. Bagaimana apabila kondisi berbagai tahun ke depan berbalik: suami bangkrut, istri berjaya. Apa sang suami enggak malu?

“Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit serta bumi, Dirinya melapangkan rizki bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya serta menyempitkannya, Sesungguhnya Dirinya Maha Mengenal segala sesuatu,” (Asy- Syuura: 12)

8. Tidak mau bekerja, pemalas, & membebankan semua urusan ke istri

“Sesungguhnya Allah suka terhadap hamba yang berkarya serta terampil. Barang siapa bersulit payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dirinya serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla,” (HR. Ahmad)

“Sesungguhnya di antara dosa-dosa yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala sholat, haji, serta sedekah tetapi hanya bisa ditebus dengan kesulitpayahan dalam mencari nafkah,” (HR. Athabrani).

9. Meperbuat kekerasan fisik serta psikis

Dua faktor ini jelas-jelas bisa berdampak fatal. Bila kekerasan fisik mungkin tetap bisa segera hilang, tetapi tidak dengan psikis. Trauma luka dampak kekerasan psikis tidak bisa dengan mudah hilang dalam sekejap. Bahkan bisa berimbas ke anak.

10. Tidak membiarkan istrinya maju, meremehkan istri

“Bang, aku mau ikut kelas online ya?”
“Emang kalian bisa?”
“Mas kalau begini gimana?”
“Udahlah, diem aja. Kalian tahu apa, sih,”

Nah, gimana. Selagi yang diperbuat istri positif serta demi kebaikan keluarga, harusnya suami mendukung.

Apabila sekarang kami merupakan seorang Ibu, semoga kami bisa mendidik anak laki-laki kami dengan baik supaya nanti bisa memuliakan istrinya