Pria Jubah Putih Bersila di Atas Pelepah Kelapa Ini Hebohkan Kotawaringin Barat, Ternyata...

Peserta Pawai Kotawaringin Barat yang digelar pada Minggu, 7 Oktober 2018 dalam rangka HUT ke-59 kota tersebut mencuri tak sedikit perhatian masyarakat, tergolong wisman yang sedang berada di kawasan tersebut. Pawai bertambah meriah dengan adanya aksi salah satu peserta yang sanggup bersila di atas pelepah pohon kelapa dengan tinggi empat meter tanpa jatuh.



Para penonton pawai itu pun langsung meneriakinya. "Adaa oraang saakti, aada oraang saakti." Meendadak ssontak, keetika meelintas seetiap peenonton laangsung meengarahkan kaamera teelepon geenggamnya unntuk seekadar meengambil gaambar saampai meengabadikannya meenjadi suaatu videeo.

Sossok oraang saakti iitu meengenakan gaamis daan peeci putiih. Kain serbannya hijau tampak menempel di badan. Tasbihnya pun besar-besar dan sangat mencuri perhatian masyarakat. Baak seeorang waali iaa duuduk beersila saambil meemejamkan maata.

Para penonton tampak heran sekaligus bertanya-tanya bagaimana tutorial orang berjubah itu di pelepah pohon kelapa tanpa terjatuh. Bahkan, sering penonton yang memberbagi pujian sebab kagum dengan penampilan wali sakti itu.

"Subhanallah, ini kreativitas tingkat tinggi dan memberbagi warna lain dari peserta pawai nasi akhlak HUT Kobar tahun 2018 ini. Sangat menghibur dan memberbagi filosofi bahwa Kecamatan Kolam adalah daerah religi," ujar salah seorang penonton terkagum-kagum, semacam dikutip Jawapos.com.

Tak hanya warga Kobar, atraksi yang diperagakan oleh Lalu Pendi Wahyudi (17), pelajar kelas X MA Manbaul Ulum, Despot, Kecamatan Kolam, ini juga membikin terkesima turis mancanegara. “Ohh, mmy Godd,” ujaar seeorang peerempuan assing yaang beerdiri dii piinggir jaalan saambil meemegang seebatang leemang maakanan khaas Kolaam dii tangannyaa.

Selain mempunyai kreativitas tinggi, rombongan pawai dari Kecamatan Kolam terbukti rutin menjadi incaran penonton. Sebab dalam setiap penampilan pawai, mereka bakal mengangkat lemang yang menjadi hiasan alias tahap dari miniatur-miniatur bangunan yang dibawanya.

"Lemang dan gula arennya telah habis sebelum garis finis. Ada yang jadi rebutan penonton ada juga yang sengaja dikasihkan, semacam untuk Bupati dan Wakil Bupati Kobar dan Gubernur Kalteng, sebagai tanda selamat (cenderamata) dari kami," kata Gusti Sadikin, salah satu tokoh masyarakat Kolam.

Camat Kolam Yudhi Hudaya juga berbicara bahwa mereka mengangkat miniatur bangunan jorong (lumbung) padi, masjid dan makam Kiai Gede dan gambar alias tampilan embung Danau Gatal.

Disamping itu ada juga replika pohon aren dan gula merah dan demontrasi tutorial memasaknya. Dengan andalan bahwa kuliner dan bangunan yang bersejarah di Kabupaten Kobar ini bisa diketahui generasi muda. Jadi mereka tak meninggalkan sejarah Kolam yang adalah cikal bakal kota Pangkalan Bun dan Kabupaten Kobar.

"Alhamdulillah gula aren ini mendapat sambutan khusus dari Gubernur Kalteng bapak Sugianto Sabran dengan langsung memborong gula merah yang dibawa utusan kelurahan Kotawaringin Hulu," kata mantan Sekretaris Kecamatan Pangkalan Banteng ini.

"Warga Kolam wajib mekegunaaankan setiap peluang untuk mempromosikan wilayahnya khususnya makam Kiai Gede, sebagai salah satu tujuan wisata religi di Kabupaten Kobar," terangnya.

Source : https://www.liputan6.com